Sejarah Kabupaten Probolinggo - Bagian 1


Pada abad XIV Probolinggo, yang dahulu disebut Banger, menjadi bagian dari kerajaan Balambangan, yang merupakan taklukan dari kerajaan Majapahit sejak didirikan sekitar tahun 1292. Kerajaan Blambangan ini hampir terbentang di seluruh Ujung Timur Jawa Timur. Pusat kerajaan Balambangan pada mulanya adalah Lumajang; kemudian karena serangan Mataram, kedudukan raja dipindahkan semakin ke timur. Blambangan terutama pada abad-abad awal kehidupannya merupakan kerajaan yang padat penduduknya. Para rajanya beberapa kali berani memberontak melawan atasannya, Majapahit yang kuat, dengan sejumlah keberhasilan. Akhirnya Blambangan selama abad XV-XVII masih merupakan daerah inti yang menolak penyebaran Islam untuk akhirnya setelah masa pertumbuhan dan kehancuran, menjadi kehilangan kebebasannya dan tunduk kepada Mataram serta Bali, pada tahun 1767 menjadi wilayah VOC.

Sejarah Blambangan merupakan sejarah pertumpahan darah dan intrikintrik, pengosongan daerah dan penderitaan. Dengan tetap berpegang teguh pada agama Hindu Siwa dan karenanya menjadi benteng terhadap penyebaran Islam, Blambangan memberikan pengaruh pada wilayah Ujung Timur Jawa Timur yang terletak di sebelah timur Pasuruan. Dengan runtuhnya Majapahit, pada pertengahan kedua abad XV Blambangan menjadi merdeka dan selama seabad menikmati kedamaian. Peran sebagai pembatas terhadap kerajaan Islam yang militan di Jawa Tengah pada abad itu dimainkan oleh kerajaan Hindu Supit Urang. Probolinggo merupakan wilayah kerajaan Supit Urang, di samping Pasuruan dan Malang. Masa lalu Probolinggo tidak terlepas dari peran kerajaan ini. Pada abad XVI wilayah Tengger memiliki peran penting sebagai basis pertahanan Hindu, dalam upaya membendung pengaruh Islam.

Dari tahun 1625 sampai 1647 lima kali pasukan Mataram menyerang Blambangan. Babad Tanah Jawi mengisahkan kepada kita kengerian ini, yang juga kembali sering terjadi dalam perjalanan itu. Suatu keberhasilan permanen tidak pernah diraih Mataram; daerah perbatasan Blambangan, Panarukan, Lumajang dan Malang berulang kali berganti pimpinan. Jawa Timur sangat menderita di bawah serangan ini; daerah itu menjadi miskin dan ditinggalkan penduduknya. Apakah kabupaten Probolinggo dan Pasuruan yang Islam atau Blambangan yang Hindu saat itu tidak diketahui; posisi sebagai daerah perbatasan dalam setiap kasus seringkali tidak menyenangkan, terutama bila dikaitkan dengan perkembangan wilayah itu

Pada periode berikutnya, Probolinggo berada dibawah kekuasaan Kerajaan Surapati yang didirikan pada tahun 1686 dengan pusat pemerintahannya di Pasuruan. Walaupun pada tahun 1717, Pasuruan jatuh ke tangan VOC, Probolinggo, Panarukan, Malang dan Lumajang masih tetap dikendalikan keturunan Surapati.

Dalam perkembangan berikutnya, wilayah Probolinggo menjadi bagian dari kerajaan Blambangan hingga paruh ketiga abad XVII. Setelah jatuhnya kerajaan yang dipimpin oleh Tawangalun tahun 1690, wilayah kerajaan Blambangan bercerai berai dan lepas berdiri sendiri, termasuk Probolinggo. Diperkirakan pada periode ini kabupaten Probolinggo mulai terbentuk, baik pemerintahannya maupun ketetapan wilayahnya.




Sumber:

Sumber Gambar:

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.